Dinas Pendidikan Kota Palembang memfasilitasi siswa tingkat SD, SMP hingga SMA/SMK yang mengalami putus sekolah untuk belajar di Satuan Pendidikan Non Formal (SPNF) Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Palembang. Siswa yang belajar di SKB tidak hanya diberikan teori ilmu pengetahuan tapi juga keterampilan. Sehingga setelah siswa tamat, mereka bisa membuka usaha sendiri atau bekerja.
Kepala Bidang PAUD dan Pendidikan Masyarakat (Dikmas) Dery Ariadi,SH mengatakan, SKB Palembang memiliki 520 an siswa yang terdiri dari siswa Paket A, Paket B dan Paket C. “Anak-anak yang putus sekolah dari jenjang SD,SMP dan SMA/SMK dapat sekolah di SKB tanpa dipungut biaya apapun,” ujarnya saat diwawancarai, Kamis (14/12/2023).
Lebih lanjut Dery menuturkan, SKB juga sudah melakukan MOU dengan Polrestabes dengan binaan Polsek Seberang Ulu 1. Jadi per tanggal 1 Desember 2023 hari Jumat pihaknya sudah melakukan MOU dengan Polrestabes Kota Palembang.
“Jadi pemberdayaan mengenai anak-anak yang putus sekolah yang terlibat tawuran, balapan liar dan narkoba. Kemudian kami tindaklanjuti pada 1 Desember 2023 hari Jumat kita tindaklanjuti jadi prosesnya itu langsung kami proses di lapangan menerima anak-anak itu data sudah kami terima sekitar total 60 anak. Itu lingkup wilayah kecamatan Seberang Ulu 1 tapi insya Allah akan meluas data anak ini sudah masuk di Data pokok pendidikan (Dapodik). Jadi anak-anak ini per tanggal 8 Desember sudah mengikuti pelajaran paket A, paket B dan paket C. Paket A setara SD, paket B setara SMP dan paket C secara setara SMA/SMK,” katanya.
Dery menerangkan, kemudian anak-anak ini dilatih bukan hanya soal pembelajaran mengenai pengetahuan saja. Tapi juga ada keterampilan dan sikap kerja.
“Kemudian ada tambahan nilai plusnya lagi kita juga mendatangkan semacam narasumber dari Polrestabes Palembang memberikan materi tentang wawasan kebangsaan, mengenai bullying mengenai dampak dari tindakan kriminal itu sudah dijelaskan kemarin. Dari Bhabinkamtibmas juga menjelaskan mengenai bullying, perundungan,” tuturnya.
Lebih lanjut dia menernagkan, proses ini sudah lama sebenarnya dilaksanakan itu dari masa kepemimpinan Walikota Bapak Harnojoyo.
“Tapi karena prosesnya itu kemarin pertanggalnya sudah hampir memasuki berakhir Bapak Harnojoyo, jadi agak terhambat. Jadi diambil kebijakan bahwa MOU itu ditandatangani antara Kapolrestabes dan PJ Walikota Bapak Ratu Dewa,” katanya.
“Sekarang semua prosesnya terus berlangsung. MoU ini berlangsung selama 3 tahun, jadi anak-anak difasilitasi diantar jemput dikasih fasilitas alat tulis tas. Kemudian anak-anak akan belajar mengenai kasus keterampilan montir mobil, motor tata boga, salon semua alat lengkap di SKB. Kita juga mengharapkan mereka bukan hanya sekedar lulus tapi mereka ada keterampilan sudah siap kerja. Syukur-syukur bersama menciptakan lapangan kerja itu salah satu nilai plus dari kegiatan ini. Insya Allah akan mengurangi salah satu cara mengurangi pengangguran. Ini inovasi kita ini baru untuk MOU dengan Polrestabes ini dilaksanakan,” bebernya.
Dery menjelaskan, didalam Undang-Undang mengisyaratkan bahwa anak berhak mendapatkan pendidikan yang layak.
”Dan dari Kementrian Pendidikan juga mengisyaratkan bahwa kita tidak boleh putus sekolah intinya seperti itu. Jadi ada alternatif lain namanya pendidikan non formal pusat kegiatan belajar masyarakat PKBM untuk yang swasta kalau negerinya ada di SKB.Filosofi dasar pemerintah membuat program non formal ini ya intinya anak-anak ini berhak mendapatkan pendidikan kalau kita ingin melihat ke depan nanti tujuan pemerintah dalam menciptakan generasi emas 2045. Jadi jangan ada anak-anak yang putus sekolah indeks pembangunan manusia bagus IPM bagus itu menjadi penilaian tersendiri,dan SPM meningkat,” paparnya.
Banyak program yang ke depan ini
Target ke depan insya Allah bukan hanya kecamatan Seberang Ulu 1 saja. Anak-anak Alhamdulillah waktu hari pertama kemarin ada yang diantar oleh orang tuanya. Siswa ini ada mobil bus antar jemput, siswa dapat makan siang ada dapat snack, dapat alat praktek buku tulis tas.Intinya ke depan kalau informasi terbaru tadi ada lagi akan bertambah. Tapi belum bisa sekarang karena akan disinkronkan dengan dapodik. Ini baru pertama kali launching kalau tidak sinkron dengan dapodik maka akan kena biaya, dan untuk di SKB gratis semua. Bahkan alat tulis disiapkan di SKB.
Alhamdulillah pak PJ walikota sangat merespon kegiatan ini. Dia berharap kegiatan ini jangan hanya sampai batas ini saja ke depan lingkupnya tapi jangkauannya akan lebih luas,” ucapnya. Dia menuturkan, yang terdaftar baru di daerah Seberang Ulu 1.
“Jadi kami jemput siswa ini pukul 07.30. Mereka itu saat kami perhatikan pintar-pintar tapi pengaruh lingkungan. Kemudian dari orang tuanya juga dari sisi ekonominya agak kurang mampu ada yang orang tuany tukang becak, tukang ojek, serabutan di pasar itu dari hasil pendataan Bapak Bhabinkamtibmas. Ke depan insya Allah terus berlanjut. Dan nanti saya mohon anak-anak ini ada perubahan ini nanti berguna karena ijazah mereka ini disetarakan,” tuturnya.
Sementara itu, SPNF SKB Kota Palembang Sri Rumi menjelaskan, yang sekolah di sini ada setara paket A, paket B dan paket C.
“Dari paket A kalau berkeinginan melanjutkan bisa ke paket B setara SMP. Begitupula paket B bisa melanjutkan ke paket C atau setara SMA/SMK. Jumlah seluruh siswa di SKB ada 520-an siswa,” katanya.
Sri menjelaskan, disini anaknya tidak langsung belajar tapi kalau dia bekerja jarak jauh bisa belajar melalui wa diberi tugas lewat WA. “Ini sekolah ini untuk menolong anak-anak yang tidak punya ijazah tapi anak-anak di sini anak-anak yang pengen dapat ijazah bukan sekedar iseng. Disini belajarnya seminggu dua kali kalau paket A Senin dan Selasa , untuk Paket B yakni Rabu dan Kamis dan Paket C Jumat dan Sabtu. Selain itu, sehari ada belajar untuk daring. Anak-anak tidak belajar setiap hari karena mereka kerja,” katanya.
“Kami saat ini ada kerjasama untuk pembibitan ternak ikan lele. Kami juga ada kerjasama untuk pembuatan souvenir dan lainnya,” tambahnya.
Lebih lanjut Sri menjelaskan, orang tua yang anaknya putus sekolah bisa langsung datang ke sini ke SKB. Daftarnya langsung ke sini mengisi formulir syaratnya harus menunjukkan ijazah kalau raport kelas berapa.
“Di sini tidak ada biaya sama sekali atau gratis.Untuk jam belajarnya dari jam 01.00 sampai jam 04.00 sore. Marena ada banyak yang sudah bekerja makanya kalau menjahit pagi itu dan salon tidak ada yang mau,” tuturnya.
Ditempat yang sama, Peri Rizal sebagai Kabid Industri Kecil dan Menengah Dinas Perindustrian Provinsi Sumsel menuturkan, pihaknya memberikan pelatihan dengan siswa paket B dan paket C.
“Ini sangat bagus karena selain pendidikan formal yang didapat juga ada keterampilan. Jadi kebetulan kami dari dinas perindustrian bekerja sama dengan para pengrajin praktisi, pelatih industri kecil menengah. Pada hari ini kami membawa pelaku industri kecil menengah yang membuat produk souvenir. Jadi hari ini kita membuat souvenir dari songket. Kegiatan seperti ini perlu ditingkatkan lagi di masa yang akan datang,” pungkasnya.
Sumber: Assajidin.com