Peta hidup atau seringkali dikenal dengan istilah Life Mapping ini merupakan teknik pemanfaatan keseluruhan otak dengan menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya untuk membentuk kesan. Peta hidup akan memberikan kejelasan arah kehidupan, sehingga menghasilkan visi dan misi hidup yang membuat kehidupan manusia lebih dinamis. Sehingga penggunaan peta hidup atau life mapping sangat penting agar hidup seseorang lebih terarah dan jelas.
Penggunaan life mapping perlu dikenalkan pada siswa sejak dini. Hal ini untuk mencegah siswa kebingungan dengan hidupnya apalagi masa depannya. Life mapping sendiri tentu tidaklah asing di dunia pendidikan. Kadang ada guru yang menggunakan media life mapping untuk membantu meningkatkan motivasi siswa.
Peta hidup atau life mapping akan memudahkan kita mengenali siapa diri kita sesungguhnya. Sudahkah kita bersungguh-sungguh merenungkan tentang siapa diri kita sesungguhnya? Life mapping juga akan membuat kita bepikir apa sebenarnya tujuan hidup kita? Serta apa saja yang akan dilakukan dalam hidup.
Oleh sebab itu, hidup yang tidak tahu akan sampai kapan tentu tidak ingin berakhir dengan sia-sia bukan? Ayo para generasi muda cobalah untuk membuat peta hidup kamu sendiri. Agar kamu bisa mewarnai dunia ini dengan penuh kebermanfaatan.
Tujuan Life Mapping
Tujuan life mapping adalah mencegah kita bertindak tergesa-gesa dan tak beraturan. Tapi, kadang rencana kita bisa berubah seiring perjalanan kita karena situasi tertentu. Hidup seperti layaknya jalan, ada belokan, putaran, tanjakan, dan lubang. Kita harus mampu mengantisipasi hal-hal tersebut, dan kita juga harus bisa menyesuaikan keadaan ketika ada perubahan jalur.
Membangun peta hidup, pastinya membawa beberapa manfaat yang sangat berpengaruh dalam melejitkan potensi. Menurut Solikhin Abu Izzudin dalam bukunya Zero to Hero mengemukakan beberapa manfaat dari membangun peta hidup, antara lain:
- Menjadi modal dasar sebelum melangkah. Yakni sebagai starting point yang menentukan langkah-langkah selanjutnya. “Koreksilah dirimu sendiri sebelum dihisab nanti.”
- Memiliki kejelasan apa yang harus dilakukan. Seperti Abu Hurairah. Ketika menyadari ketertinggalannya dalam berislam, maka ia proaktif “menyertai” seluruh kehidupan Nabi Saw. Ia tidak menyia-nyiakan waktu umurnya yang sudah tua dan tidak menyesali kemiskinannya untuk senantiasa nempel lekat dengan Nabi Saw.sehingga ia dijuluki Abu Hurairah, Bapaknya Kucing, karena perilakunya yang sering dekat pada Nabi kemanapun beliau pergi, bahkan ia membawa sandal Nabi.
- Mapping adalah analisis kegagalan yang dituliskan. Ini akan mendidik kita lebih realistis dalam merencanakan sasaran dan merealisasikan tujuan.
- Agar memiliki skala prioritas dalam melangkah. Setelah memetakan diri, ditemukan skala prioritas amal yang bisa dilakukan. Misalnya Bilal bin Rabbah yang menyadari keterbatasan dirinya. Maka ia menentukan suatu amalan yang menjadi wirid atau amalan rutinnya yaitu selalu menjaga wudhudan shalat sunnah dua raka’at setelahnya. Ibunda Imam Syafi’i menggunakan seluruh hartanya untuk mendidik Imam Syafi’i kecil menjadi ulama besar.
- Agar selalu mendayagunakan potensinya tersebut untuk berprestasi sebanyak-banyaknya. DR. Aidh Al Qarni mengatakan, “Orang mukmin tidak dari akal yang senantiasa berfikir, pandangan yang memberi pelajaran, lisan yang berdzikir hati yang bersyukur dan bersungguh-sungguh dalam bekerja.”
- Mapping sangat penting untuk mendahsyatkan diri.
- Mapping akan berguna untuk mengoreksi kesalahan diri. Apabila semua tahapan sudah dijalani, bisa dicari dimana letak permasalahannya, sehingga mudah melakukan perbaikan
Nah, banyak sekali bukan tujuan dari life mapping. Jika Anda renungkan pasti akan bisa merasakan gambaran manfaat pembuatan life mapping dalam hidup Anda. Ayo coba membuat life mapping untuk hidup yang lebih jelas.
Sumber: GuruBelajar.Id.